Sabtu, 17 Februari 2018

manajemen peternakan

MANAJEMEN
 Oleh :Kusworo


BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Peternakan adalah kegiatan mengembangbiakkan dan membudidayakan hewan ternak untuk mendapatkan manfaat dan hasil dari kegiatan tersebut.
Pengertian peternakan tidak terbatas pada pemeliharaaan saja, memelihara dan peternakan perbedaannya terletak pada tujuan yang ditetapkan. Tujuan peternakan adalah mencari keuntungan dengan penerapan prinsip-prinsip manajemen pada faktor-faktor produksi yang telah dikombinasikan secara optimal.
Kegiatan di bidang peternakan dapat dibagi atas dua golongan, yaitu peternakan hewan besar seperti sapi, kerbau dan kuda, sedang kelompok kedua yaitu peternakan hewan kecil seperti ayam, kelinci dll.

Usaha peternakan mempunyai prospek untuk dikembangkan karena tingginya permintaan akan  produk peternakan. Usaha peternakan juga memberi keuntungan yang cukup tinggi dan menjadi sumber pendapatan bagi banyak masyarakat di perdesaan di Indonesia. Namun demikian, sebagaimana usaha lainnya.


Tujuan
Tujuan dari makalah ini yaitu agar mahasiswa mengetahui tentang manajemen di bidang peternakan dan bisa mengaplikasikannya pada bidang usaha, khususnya di bidang peternakan.

Manfaat
Manfaat manajemen di bidang peternakan adalah agar tujuan dari suatu usaha peternakan bisa tercapai dan dengan adanya pengetahuan di bidang peternakan, maka pelaku usaha dapat mengetahui resiko yang akan terjadi di bidang usaha tersebut.










BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian dan Fungsi Manajemen
a. Pengertian
•Pengertian manajemen secara luas adalah cara mengatur satu atau beberapa faktor dalam suatu sistem untuk mencapai tujuan tertentu.
•Hal ini melibatkan :
-Manager
-Unit-unit terkait dan
-Orang-orang yang berada di bawahnya.
-manajemen diperlukan pada semua sektor kehidupan agar tidak terjadi kekacauan, benturan atau salah pengertian.
-Dalam sektor produksi seperti beternak sapi potong setiap langkah kegiatan akan menyangkut aspek-aspek fungsi manajemen.

b. Fungsi Manajemen
•Fungsi-fungsi manajemen merupakan bagian dari suatu sistem dalam proses manajemen. Adapun fungsi-fungsi manajemen tersebut adalah: perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan.

 1. Perencanaan Usaha
- Merupakan tindakan menentukan sasaran dan arah tindakan yang akan dijadikan pedoman
-Dituntut keberanian dan kemampuan dalam mengasumsikan, meramalkan, menvisualisasikan dan melihat kecendrungan yang dilandasi kaidah-kaidah rasional.

Gagalnya calon pengusaha atau pengusaha di awal usaha mereka adalah akibat tidak mampu merancang perencanaan bisnis  (business plan) yang baik. Maka, begitu memasuki dunia usaha, banyak hal yang tak terduga muncul dan tak tahu apa yang harus dilakukan.  (Rhenald Khasali).

Fungsi Awal Perencanaan Usaha
•Sebagai pedoman untuk mencapai keberhasilan manajemen usaha
•Sebagai alat untuk mengajukan permodalan yang bersumber dari luar.

Dalam perencanaan bisnis/usaha ada 9 poin yang harus diperhatikan.
Pertama: memilih bidang usaha
Dalam memilih bidang usaha yang perlu diperhatikan adalah:
 a. bidang usaha tersebut ada pasarnya
 b. bidang usaha tersebut kita senangi
 c. bidang usaha tersebut kita memiliki keahlian atau sumber daya manusia yang ahli di sekitar tempat usaha.

Dalam memilih bidang usaha perhatikan usaha – usaha yang:
•Resiko kecil
•Resiko sedang
•Resiko tinggi

Kedua: estimasi (perkiraan).
Dalam bisnis ada 3 model estimasi
•Proyeksi
•Prediksi
•Intuisi

Ketiga: Studi kelayakan
Studi kelayakan merupakan konsep untuk menentukan apakah suatu usaha layak atau tidak. Banyak usaha gagal karena tidak membuat studi kelayakan.
Manfaat studi kelayakan:
-sebagai pembanding antara rencana dan pelaksanaan
-bahan informasi(company profile)
-pelengkap pengajuan kredit-kerjasama
-pelengkap pengajuan izin usaha

Keempat:kondisi lokal
Dalam perencanaan bisnis perlu dipahami tentang kondisi lokal yang menyangkut:
•Sumber daya manusia
•Bahan baku tersedia
•Keadaan lokal yang spesifik (agama, adat, kepercayaan, budaya)

Kelima: Kapan Memulai
Dalam merencanakan kapan akan dimulai suatu usaha harus diperhitungkan aspek pasar.

Keenam: Membuat Kebijaksanaan
Dalam perencanaan perlu ditentukan kebijaksanaan yang akan diambil, yaitu menyangkut:
•Jenis usaha yang akan dikerjakan
•Modal yang akan digunakan
•Orang/lembaga yang akan diajak kerjasama
•Asuransi mana yang akan dipakai?
•Apa saja yang akan diasuransikan?
•Kapasitas usaha.
Ketujuh: Rencana Pemasaran
•Memperkirakan penjualan
•Mengukur kondisi pasar
•Memilih teknik menjual
•Membuat rencana penjualan
•Menentukan harga
•Rencana distribusi
•Rencana promosi

Kedelapan: Rencana Produksi
Produksi adalah proses memanfaatkan bahan baku menjadi akhir melalui suatu kreasi
Faktor yang perlu diperhatikan:
•Dari perkiraan penjualan dapat ditentukan macam dan jumlah barang yang perlu diproduksi
•Ada 2 model produksi
-produksi berdasarkan pesanan
-Produksi berdasarkan perkiraan
c. Lebih murah memproduksi dalam jumlah banyak
d. Pembelian mesin/peralatan baru, harus dipikir matang

Kesembilan: Rencana Keuangan dan Anggaran
Tujuan setiap usaha mendapatkan profit dengan menggunakan modal secara efisien. Maka daari itu perlu rencana penggunaan modal dan mengetahui bagaimana hasilnya. Dalam rencana tersebut yang berperan penting adalah :
•Program keuangan
•Anggaran
•Pendapatan, pengeluaran dan laba yang diharapkan diperlukan sehingga tercipta keterpaduan dalam melaksanakan tugas sesuai bidang masing-masing.
Contoh : Pengorganisasian dalam usaha sapi potong harus ada pembagian, siapa yang menyediakan bibit, menyediakan sarana dan prasarana peternakan., melakukan vaksinasi, menangani hasil dan memasarkan hasil. Pembagian ini diatus berikut jadwal dan waktunya  (time and duration)

3. Penggerakan (Actuating)
Yang menyangkut fungsi penggerakan terutama : kepemimpinan (leadership, komunikasi, motivasi dan persuasi rekanan/staf).
Kaitannya dengan kepemimpinan : peternak pada dasarnya bukan hanya tenaga kerja tetapi juga manajer yang harus dapat mengambil keputusan dan memimpin usaha.
Kaitannya dengan komunikasi : Mengingat usaha suatu peternakan tidak mungkin dilakukan tanpa berhubungan dengan pihak luar/lain termasuk tenaga kerja maka komunikasi verbal maupun non verbal sangat diperlukan.
Kaitannya dengan motivasi : kemampuan mendorong semua yang terlibat terutama tenaga kerja untuk merasa ikut berusaha bertanggung jawab dan  memiliki.
Kaitannya dengan kemampuan persuasi : Peternak harus terlibat dalam pembelian sapronak dan pemasaran hasil, sehingga diperlukan kemampuan bernegosiasi. Dalam memenuhi kebutuhan ini diperlukan fungsi manajemen tambahan, yaitu koordinasi.
Dalam prakteknya semua kegiatan belum tentu dilaksanakan sesuai jaringan rencana kerja (network planning). Oleh karena itu harus ada pengawasan agar tetap mengikuti rencana yang telah ditetapkan. Pengawasan ini, terutama yang menyangkut tenaga kerja, biasanya diikuti evaluasi dan perbaikan.
Fungsi evaluasi sangat penting karena menyangkut komoditas hidup. Apabila salah satu kegiatan tidak terealisasi. misal: vaksinasi atau pemberian pakan, akan sangat mempengaruhi produksi akibatnya terjadi penurunan produksi atau terhambatnya pertumbuhan.
.     Perencanaan pemasaran
Penentuan segala sesuatu sebelum di lakukan kegiatan-kegiatan pemasatran meliputi :
•Tujuan
•Strategi
•Kebijaksanaan
•Taktik yang di jalankan

Sebagai syarat minimal perencanaan harus berisi  bagian-bagian sebagai berikut :
1. Ringkasan bagi eksekutif :Menyajikan pandangan singkat atas rencana  yang di usulkan agar dapat di tinjau dengan cepat oleh manajeman.
2. situasi pemasaran saat ini menyajikan data latar belakang relevan yang mengenai pasar,produk,persaingan dan distribusi.
3. Analisis ancaman dan peluang mengidentifikasi ancaman dan peluang utama yang mungkin mempengaruhi produk .
4. Sasaran dan isu menentukan sasaran perusahaan perusahaan untuk produk di bidang penjualan,pangsa pasar ,laba serta isu yang akan mempengaruhi sasaran ini.
5. Strategi pemasaran menyajika pendekatan pemasaran yang luas,yang akan di gunakan untuk mencapai sasaran dalam rencana.
6. Program tindakan mrnspesifikasikan apa yangakan di lakukan,siapa yang akan melakukannya,kapan dan berapa biayanya.
7. Anggaran laporan laba dan rugi yang di proyeksikan meramalkan hasil keuangan yang di harapkan dari rencana tadi.
8. Pengendalian menunjukkan bagaimana kemajuan rencana akan di pantau.

Inflementasi Pemasaran
Proses yang merubah srategi dan rencana pemasaran menjadi pemasaran untuk mencapai sasaran. Inflementasi mencakup aktivitas sehari-hari dari bulan-kebulan yang secara efektif melaksanakan rencana pemasaran. Kegiatan ini di butuhkan program tindakan yang menarik semua  orang atau aktifitas serta struktur organisasi formal yang dapat memainkan peranan penting dalam menginplementasikan strategi pemasaran. Inplementasi yang sukses bergantung dari beberapa kegiatan kunci yaitu :
Pengorgasisasian kegiatan pemasaran,yaitu proses menciptakan hubungan antara fungsi fersonalian dan faktor fisik (sarana)agar kegiatan pemasaran yang harus di laksanakan bisa mencapai kegiatan yang benar meliputi pembagian kerja wewenang dan pembagian kerja.
Tujuan :setiap orang dalam organisasi bertanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan pemasaran yang telah di bebankan kepadanya sehingga tidak overlapping pekerjaan.

Bentuk umum dalam depertemen pemasaran yang modern antara lain :
Organisasi fungsional di mana berbagai aktifitas pemasaran yang berbeda di kepalai oleh spesialis fungsional :manajemen penjualan ,periklaanan proses pemasaran, pelayanan terhadap pelanggan, manajemen produk baru.
Organisasi geografik di mana karyawan bagian penjualan dan pemasaran di beri tugas di negara wilayah atau distrik tertentu.Organisasi manajemen produk,karyawan ini mengembangkan pemasaran dan strategi lengkap untuk produk dan merk tertentu, bila perusahaan ini memiliki banyak produk atau merk yang amat berbeda.
Bila firm satu produk kepada banyak tipe pesar berbeda yang mempunyai orgasisasi manajemen pasar. Manajemen ini bertanggung jawab untuk mengembangkan rencan jangka panjang dan tahunan untuk keunggulan utama dari sistem ini adalah bahwa perusahaan di organisasikan di sekitar kebutuha spesifik segmen pelanggan.
Pengarahan kegiatan pemasaran yaitu usaha yang berhubungan dengan segal asesuatu kegiatan pemasaran agar semuanya itu dapat di lakukan dengan baik, meliputi pemberian perintah  secara baik harus ada, meliputi pemberian perintah secara baik harus ada follow up-nyasecara sederhana perlu penjelasan sehingga ada pengertian dan sifatnay harus konsultatif.
•Motivasi
•Kepemimpinan
Dengan pengarahan segala kegiatan yang menyimpang akan terdeteksi dan pimpinan dapat memberikan motivasi untuk menghasilkan sesuatu yang sesuai dengan harapan serta agar terjad harmonisasi antar anggota organisasi. Pengkordinasian kegiatan pemasaran yaitu usaha mengsinkronkan  dan menyatuka segala kegiatan pemasaran dalam organisasi agar tercapai tujuan yang efektif dan  efisien.
Cara Menjalankan Manajemen
Cara-cara menjalankan koordinasi yang efektif  dengan berbagai cara yaitu :
1.    Di adakan prosedur yang terang dan jelas dan di tentukan tanggal penyesuaian (deadline)
2.    Kordinasi di lakukan secara formal melalui pimpinan staff pembantu,panitiamaupun pejabat penghubung staff tetap di lakukan kontak tidak formal.
Pengendalian/Evaluasi  kegiatan pemasaran ,Yaitu usaha memberika petunjuk pada para pelaksana agar mereka selalu bertinfdak sesuai dengan rencana,meliputi:
•Penentuan Standard
•Supervisi kegiatan atau pemeriksaan
•Perbandingan hasil dengan Standard
•Kegiatan mengoreksi Standard
•Menetapka mengukur Mengevaluasi Mengambil
•Sasaran kinerja,kinerja tindaka perbaikan.
Kegiatan pengendalian/efaluasi di atas dapat di kelompokkan 2  macam :
1.      Pengendalian operacional termasuk memeriksa kinerja yang sedang berlangsung terhadap rencana tahunan dan mengambil tindakan perbaikan kalau perlu.
Tujuannya adalah memastikan bahwa perusahaan mencapai penjualan laba,dan sasaran lain yang di tetapka dalam rencana tahunannaya.Kegiatan ini juga mencakup penentuan produk wilayah pasar dan saluran yang berbeda yang dapat mendatangkan laba.
2.      Pengendalian strategi meliputi pengamatan apakah strategi dasar perusahaan sesuai dengan peluang terbuka.Strategi dan program pemasaran dapat ketinggalan zaman dalam waktu singkat dan setiap perusahaan harus secara periodik menilai ulang pendekatan terhadap pasar secara keseluruhan.

Aspek – Aspek Dalam Manajemen
1.    Aspek Produksi
Tingkat produksi tinggi, tetapi secara ekonomi masih tetap berada dalam batas-batas yang menguntungkan
Produksi  per tenaga kerja mencapai rasio (imbangan) yang tinggi
Jumlah yang dipelihara cukup banyak, tetap selalu dalam imbangan yang menguntungkan
Produksi makanan ternak cukup banyak, sehingga memungkinkan tersedia sepanjang tahun
2.    Aspek Reproduksi
Semua aspek reproduksi yang bernilai ekonomis (masa kosong, service per conception, conception rate, umur pertama kawin, dan umur beranak) selalu dipertahankan pada tingkat yang efisien menguntungkan
Setiap pedet yang dilahirkan tumbuh normal dan tingkat pertumbuhan sesuai dengan umurnya
Selalu tersedia ternak pengganti (replacement stock) dengan umur dan bobot badan yang seragam
3.    Aspek Ekonomi
Tingkat keuntungan (profit) per ekor ternak selalu dapat dipertahankan tinggi, berarti investasi pada setiap ekor sapi perah tetap berada pada tingkatan rendah
Tenaga kerja digunakan secara efisien pada berbagai sektor produksi, sehingga ongkos tenaga kerja yang dikeluarkan cukup memadai
Perhitungan dan penggunaan modal (capital) dilakukan secara tepat dan efisien terhadap unit-unit produksi
Kualitas produksi selalu dapat dipertahankan, sehingga nilai jual tinggi

4.    Aspek Fasilitas
Pengadaan sarana dan fasilitas dalam jumlah yang memadai dan efisien dalam penggunaannya
Penempatan perkandangan dan bangunan-bangunan lainnya diatur secara strategis dan efisien bagi para tenaga kerja, serta luasnya sesuai dengan kebutuhan
Pelaksanaan dan penggunaan semua catatan (recording) dari setiap kegiatan dilakukan secara teratur dan akurat, sehingga dapat mempermudah dan memperlancar evaluasi, serta pembuatan keputusan yang bersifat manajemen (managerial).
Keadaan tersebut dapat dilaksanakan oleh para peternak, berarti para peternak tersebut telah mampu atau tingkat manajemennya baik, sehingga tingkat keuntungan peternak selalu dapat dipertahankan.  Sebaliknya, apabila aspek manajemen tersebut diabaikan atau kurang mendapat perhatian, sekalipun dalam peternakan itu menggunakan ternak yang unggul dan mendapat bahan makanan yang berkualitas baik, maka tingkat produksi akan tetap rendah atau tingkat keuntungan tetap sedikit (rendah).  Oleh karena itu, baik tidaknya pelaksanaan kegiatan usaha yang berhubungan dengan aspek manajemen tersebut sepenuhnya bergantung pada kemampuan, keterampilan, dan wawasan ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh peternak/manager. Seorang peternak mempunyai status/kedudukan sebagai pemimpin, peng-awas, dan pemelihara (pengusaha) yang senantiasa mengharapkan keuntungan dari usahanya.  Oleh karen itu, peternak adalah faktor penentu untuk mengoperasikan suatu usaha peternakan.  Akan tetapi. Pada kenyataannya hal tersebut sering terlupakan, terutama pada peternakan-peternakan skala kecil.  Hal ini disebabkan karena:
Tekanan/desakan kemanjuan ilmu pengetahuan
Kemajuan teknologi dan produk-produk teknologi, seperti embryo transfer dan ransum jadi
Program perbaikan mutu genetik
Oleh karena itu, dengan adanya kemajuan ilmu dan teknologi, jika seorang peternak tidak berusaha untuk mengikutinya, maka usaha peternakannya akan ketinggalan. Kemampuan dan keterampilan seorang peternak/manager akan berpengaruh terhadap hasil yang dicapai, kemampuan tersebut antara lain mencakup beberapa aspek, yaitu:
Kemampuan peternak untuk mendapatkan dan menjual ternak yang baik
Kemampuan untuk meningkatkan mutu  yang dimilikinya
Kemampuan cara mengatasi kejadian-kejadian stress dan memper-tahankan kesehatan teraknya
Kemampuan untuk mengefisienkan pakan yang diberikan pada seluruh kondisi ternak
Kemampuan untuk mengetahui dan memahami ekspresi potensi genetik  dan cara memanfaatkan kemampuan secara optimum
Kemampuan untuk mempertahankan kualitas dan kuantitas produksi  yang baik dan menguntungkan
Kemampuan untuk mengelola dan mengefisienkan tenaga kerja di peternakannya
Kemampuan untuk menjalin hubungan dengan para peternak lainnya dan dengan lembaga atau instansi terkait, baik secara langsung maupun secara tidak langsung
Kemampuan untuk mendapatkan keuntungan yang optimal dan sikap dalam menghadapi resiko kerugian
Dengan demikian, kualitas seorang peternak/manager peternakan sangat diperlukan, karena merupakan faktor utama sebagai unsur pelaksana kegiatan yang dapat menentukan berhasil-tidaknya suatu usaha. Secara garis besarnya, seorang peternak/manager dapat dinilai berhasil dengan baik jika dilihat dari segi:
Skala usaha atau jumlah ternak yang dipelihara semakin berkembang dalam proporsi atau rasio ternak yang menguntungkan
Keberhasilan menggunakan metode usaha yang baik, sehingga selalu memberikan jaminan dari usahanya yang kurang menguntungkan menjadi suatu usaha yang lebih menguntungkan
Kualitas seorang peternak/manager selain dapat dinilai berdasarkan kemampuan, keterampilan dan pengetahuannya, juga diperlukan tambahan yang berkaitan dengan sikap dan kepribadiannya, serta kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dapat membawa keberhasilan. Adapun sikap dan kepribadian yang dituntut dari seorang peternak/manager adalah sebagai berikut:
1.    Memiliki kecintaan yang besar terhadap ternak yang dipeliharanya.  Sikap ini timbul baik secara alami (bawaan) ataupun bisa timbul karena merasa memiliki dan menyayanginya.  Sikap tersebut akan memudahkan dalam mengelola ternak, karena secara tidak langsung akan tersalurkan kepada ternak-ternaknya, sehingga akan lebih jinak dan penurut.  Setelah timbul saling pengertian dan kerjasama antara peternak dan ternak yang dipeliharanya, maka secara bersama  akan menikmati hasilnya
2.   Memiliki kepribadian yang teguh, rajin, dan tekun bekerja
3.   Bijaksana dan cukup pengalaman dalam berbagai tindakan, sehingga keputusan-keputusan manajerial selalu tepat
4.    Percaya diri akan kemampuannya
Sebagai tambahan yang berkaitan dengan kualitas seorang peternak/manager yang berhasil adalah mereka mimiliki beberapa karakteristik (sifat khas) sebagai berikut:
1.  Sikap / Pendirian. Mereka positif, percaya, optimistik, dan fleksibel. Mereka mempunyai satu sikap “dapat mengerjakan” yang memungkinkan mereka mencari jalan pemecahan daripada alasan me-ngapa tidak dapat diselesaikan. Mereka seperti orang lain dan orang yang suka dihubungkan dengannya. Mereka tahu bagaimana bekerja dengan orang. Mereka mengilhami dan memotivasi orang. Mereka bangga menjadi apa adanya mereka, bangga hubungannya dengan industri dan optimistik terhadap masa depannya dan industri.
2.  Perencana. Mereka menyusun khusus, tujuan yang dapat dicapai, keuangan dan nonkeuangan, jangka pendek dan panjang. Mereka merencanakan dengan hati-hati alur pencapaian tujuan.
3.  Pekerja. Mereka suka bekerja, baik fisik maupun mental, dan mereka mengetahui bahwa hal tersebut penting untuk memperoleh keberhasilan.
4.  Pemikir. Mereka menggabungkan fakta, menilainya secara objektif, dan memperhatikan alternatif sebelum tiba pada tujuan. Mereka selalu mencari ide, tekhnik, dan metode baru yang memampukan mereka mengerjakan sesuatu secara efektif atau lebih produktif.
5.  Penilai. Mereka selalu menilai catatan, usaha, dan performa ternak, mencari alur lemah. Bila kelemahan dapat ditandai, manajer yang sukses menentukan prioritas dan memperbaikinya. Mereka menilai kemajuan keseluruhan terhadap pencapaian tujuan, dan, bila kemajuan lambat atau tidak ada, mereka memperbaiki rencananya untuk meningkatkan kemajuan.
6.  Pandangan ke depan. Mereka mempunyai kemampuan untuk menduga masalah dan menghindarinya. Jadi mereka menghindari usaha terpaksa saat keputusan tergesa-gesa tanpa evaluasi hati-hati yang dapat merugikan.
7.  Pengetahuan.Mereka mempunyai pengetahuan menyeluruh dan mutakhir dalam hal per-sapiperah-an. Mereka membuktikan bahwa penelitian melengkapi terus menerus pengetahuan baru yang dapat diterapkan kepada persapiperahan untuk meningkatkan produktivitas dari sapi dan tenaga kerja. Mereka membaca, menulis, dan bepergian untuk menjaga kemutakhiran.

Inti dari kegiatan manajemen mencakup hal-hal berikut :
1.Telling : Kegiatan menyampaikan pesan atau kemampuan melakukan komunikasi, motivasi dan persuasi. Kemampuan ini penting terutama dalam mengendalikan tenaga kerja.

2. Selling : Kegiatan menjual atau menawarkan. Hal ini terkait dalam proses negosiasi pengadaan sarana produksi, melakukan kontrak/penjualan hasil.

3.Testing : Kegiatan melakukan penilaian, pengkajian atau percobaan sesuatu yang berupa pengetahuan, keterampilan, sikap kepribadian (tenaga kerja/calon karyawan) barang (sarana produksi : pakan dan obat-obatan) dan alat (tempat minum, kandang)

4.Consulting = kegiatan konsultasi
Seperti menanyakan teknologi yang menguntungkan kepada lembaga atau pihak-pihak terkait, mengetahui kebijakan pemerintah atau mendiskusikan cara mengatasi perselisihan baik tentang gangguan ketertiban farm (usaha peternakan) maupun perjanjian dengan mitra kerja.

5. Joining = Kegiatan kerja sama
Diakui atau tidak, maju atau mundurnya usaha sangat tergantung pada kemampuan seseorang melakukan kerja sama.
Kunci keberhasilan terletak pada human relation (hubungan kemanusiaan) bentuk kerjasama dengan tenaga kerja, rekan atau mitra kerja dengan para pemimpin (formal/non formal) dan yang paling penting adalah dengan konsumen.
Prinsip kerjasama ini : kemanusiaan, artinya jangan sampai yang untung hanya sepihak saja. Kerjasama harus saling menguntungkan, mendukung dan diharapkan sampai pada tingkatan sinergi, yaitu Keuntungan semua pihak melebihi potensi maksimal.

6. Delegating = merupakan pelengkap inti manajemen yang lain.
Contoh. Untuk mencari pasar yang menjanjikan prospek lebih bagus diperlukan hunter yang memburu ketempat pembeli. Untuk ini diperlukan keterlibatan beberapa orang. Baik staf atau tenaga kerja maupun mitra kerja.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Dari pembahasan di atas maka dapat disimpulkan :
Dalam usaha peternakan, manajemen merupakan cara untuk meraih kesuksesan. Karena manajemen memiliki fungsi : perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan.
Aspek – aspek dalam manajemen peternakan yang harus diperhatikan yaitu : aspek produksi, aspek reproduksi, aspek ekonomi, dan aspek fasilitas.
Inti dari manajemen mencakup beberapa hal yaitu : telling, selling, testing, consuling, joining, dan delegating.


DAFTAR PUSTAKA

Sofyadi Cahyan, 2003. Konsep Pembangunan Pertanian dan Peternakan Masa Depan. Badan Litbang Departemen Pertanian. Bogor.

Pangudiluhur, Krisna.2010. http://krisnapangudiluhur.blogspot.com/2010/12 /manajemen-pemeliharaan-dan-perawatan.html. Diakses tanggal 1 april 2016.

Purwaningsih, L.D. 2014. Manajemen Ternak Potong. Lindadewipurwaningsih.blogspot.co.id. Diakses pada tanggal 1 april 2016.
Setyaningrum, A, dkk. 2003. Manajemen Ternak Potong. Purwokwrto : Unsoed.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar